Kata-Kata Mutiara Banda Neira

35 Kata-Kata Mutiara Banda Neira Dari Lirik Lagu, Yang Patah Tumbuh Yang Hilang Berganti



Banda Neira adalah band beranggotakan 2 orang yaitu Ananda Badudu dan Rara Sekar. Berawal dari mengisi waktu luang setelah bekerja di Ibu Kota, menghasilkan empat buah lagu pertama yaitu Di Atas Kapal Kertas, Ke Entah Berantah, Kau Keluhkan, dan Rindu tahun 2012.

Lagu mereka mulai dikenal masyarakat luas pada akhir 2012 lewat unggahan di Soundcloud. Akhirnya mereka merilis 2 album yaitu Di Paruh Waktu (2013) dan Yang Patah Tumbuh, yang Hilang Berganti (2016). Dengan pembawaan melodi yang santai, dan makna yang tidak setengah-setengah, musik indie mereka tetap disukai hingga sekarang. Walau akhirnya pada Desember 2016, band 2 orang ini memutuskan untuk bubar dan berkarir masing-masing

Penasaran apa saja Kata-Kata Mutiara Banda Neira Dari Lirik Lagu? di bawah ini telah Memora.id tuliskan untuk kamu sahabat!. Kata-Kata Mutiara Banda Neira Dari Lirik Lagu.

Kata-Kata Mutiara Banda Neira

Kata-Kata Mutiara Banda Neira

Berikut Kata-Kata Mutiara Banda Neira:

1. “Jangan berdiri di depanku, karena ‘ku bukan pengikut yang baik.” – Banda Neira (Sebagai Kawan)

2. “Jangan berdiri di belakangku, karena ‘ku bukan pemimpin yang baik.” – Banda Neira (Sebagai Kawan)

3. “Berdirilah di sampingku, sebagai kawan, kawan.” – Banda Neira (Sebagai Kawan)

4. “Bisik daun, dihembus angin nan pelan. Senandungkan lagu alam, menyambutmu tiap hari menje.” – Banda Neira (Matahari Pagi)

5. “Matahari pagi hangat dan menerangi, dunia yang gelap.” – Banda Neira (Matahari Pagi)

6. “Hati yang dingin perlahan berganti, menjadi bahagia.” – Banda Neira (Matahari Pagi)

7. “Tidur, tidurlah sayang. Lelah ‘kan menidurkan matamu. Singgahlah ke tempat tertentu….” – Banda Neira (Pangeran Kecil)

8. “Sepekan sudah tak hadir ia menemuiku, mungkinkah matahari sedang sendu?.” – Banda Neira (Pelukis Langit)

9. “Menunggang bumi, sang pelukis bergegas menuju, mencari matahari namun tak temu.” – Banda Neira (Pelukis Langit)

10. “Pelukis langit lari terburu-buru, hingga dia lupa warna kuning dan biru. Pelukis langit lari terburu-buru, hingga yang ada hanya kelabu.” – Banda Neira (Pelukis Langit)

11. “Walau tak semua tanya, datang beserta jawaban, dan tak semua harapan terpenuhi.” – Banda Neira (Utarakan)

12. “Ketika berbicara juga sesulit diam, utarakan utarakan utarakan.” – Banda Neira (Utarakan)

13. “Dan hari ini takkan kau menangkan, bila kau tak berani mempertaruhkan.” – Banda Neira (Utarakan)

14. “Biru, tuk segala yang jauh. Biru tuk semua yang dulu.” – Banda Neira (Biru)

15. “Bayang resah takkan resah, segala kekal keniscayaan.” – Banda Neira (Biru)

16. “Singgah saja kita nanti, harap terang kan menjelang.” – Banda Neira (Biru)

17. “Badai Tuan telah berlalu, salahkah ku menuntut mesra?.” – Banda Neira (Sampai Jadi Debu)

Kata-Kata Mutiara Banda Neira

Kata-Kata Mutiara Banda Neira

Berikut Kata-Kata Mutiara Banda Neira:

18. “Tiap pagi menjelang, kau di sampingku, ku aman ada bersama mu.” – Banda Neira (Sampai Jadi Debu)

19. “Selamanya sampai kita tua, sampai menjadi debu, ku di liang yang satu, ku di sebelahmu.” – Banda Neira (Sampai Jadi Debu)

20. “Tiap taufan menyerang, kau di sampingku, kau aman ada bersamaku.” – Banda Neira (Sampai Jadi Debu)

21. “Langit dan laut, dan hal-hal yang tak kita bicarakan. Biar jadi rahasia menyublim ke udara, hidup dan sesalkan jiwa, jiwa.” – Banda Neira (Langit Dan Laut)

22. “Hidup hanya menunda kekalahan, tambah terasing dari cinta sekolah rendah.” – Banda Neira (Derai-Derai Cemara)

23. “Dan tahu, ada yang tetap tidak terucap, seblum pada akhirnya kita menyerah.” – Banda Neira (Derai-Derai Cemara)

24. “Jatuh dan tersungkur di tanah aku, berselimut debu sekujur tubuhku. Panas dan menyengat, rebah dan berkarat.” – Banda Neira (Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti)

25. “Yang, yang patah tumbuh, yang hilang berganti. Yang hancur lebur akan terobati. Yang sia-sia akan jadi makna.” – Banda Neira (Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti)

26. “Yang terus berulang suatu saat henti. Yang pernah jatuh ‘kan berdiri lagi. Yang patah tumbuh, yang hilang berganti.” – Banda Neira (Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti)

27. “Di mana ada musim yang menunggu? Meranggas merapuh, berganti dan luruh.” – Banda Neira (Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti)

28. “Bayang yang berserah, t’rang di ujung sana.” – Banda Neira (Yang Patah Tumbuh, Yang Hilang Berganti)

29. “Hawa ini kau benci, dan kau inginkan tuk segera pergi. Berdiri angkat kaki, tiada raut riangmu di muka, pergi segera.” – Banda Neira (Esok Pasti Jumpa)

30. “Rasa itu kau rindu, dan kau inginkan tuk segera tiba. Dan kembali bermimpi, hanyut dalam hangatnya pelukan cahaya mentari.” – Banda Neira (Esok Pasti Jumpa)

31. “Dan ingatlah pesan sang surya pada manusia malam itu, tuk mengingatnya di saat dia tak ada.” – Banda Neira (Esok Pasti Jumpa)

32. “Sepi itu indah, percayalah. Membisu itu anugerah.” – Banda Neira (Hujan Di Mimpi)

33. “Seperti hadirmu di kala gempa, jujur dan tanpa bersandiwara. Teduhnya seperti hujan di mimpi, berdua kita berlari.” – Banda Neira (Hujan Di Mimpi)

34. “Bangun, sebab hari terlalu berharga. Tuk kita lewati dengan tertidur.” – Banda Neira (Berjalan Lebih Jauh)

35. “Berjalan lebih jauh, menyelam lebih dalam. Jelajah semua warna, bersama, bersama.” – Banda Neira (Berjalan Lebih Jauh)