Ragam budaya Indonesia dihiasi dengan berbagai cerita rakyat yang telah diwariskan dari generasi ke generasi. Salah satu cerita yang paling memikat dan abadi adalah kisah “Sangkuriang.” Legenda Jawa ini, terkait dengan asal mula gunung berapi ikonik Tangkuban Perahu, membawa para penonton dalam perjalanan rollercoaster tentang cinta, tipuan, dan konsekuensi dari tindakan manusia.
“Sangkuriang” bukan hanya sebuah cerita; ini adalah drama yang memikat yang mengungkapkan lapisan-lapisan rumit narasinya. Kisah ini berkisar seputar seorang pemuda bernama Sangkuriang dan pertemuannya yang tak terduga dengan Dayang Sumbi, seorang wanita dengan kecantikan abadi berkat kekuatan magisnya. Saat Sangkuriang dan Dayang Sumbi saling jatuh cinta, sebuah tragedi tanpa disadari mulai terungkap.
Berikut Memora.ID rangkum Naskah Skrip Drama Percakapan dari Cerita Sangkuriang.
Naskah Skrip Drama Percakapan dari Cerita Sangkuriang
Judul: “Sangkuriang: Cinta, Kesalahpahaman, dan Tragedi”
(Karakter: Sangkuriang, Dayang Sumbi, Rojali, Tumang, Petir, Petruk)
Scene 1: Pertemuan yang Tak Terduga
(Sangkuriang sedang berjalan-jalan di hutan dan bertemu dengan Dayang Sumbi)
Sangkuriang: (terpesona) Maaf, bukankah Anda wanita yang paling cantik yang pernah kulihat?
Dayang Sumbi: (tersenyum) Terima kasih, muda tampan. Aku Dayang Sumbi. Siapa namamu?
Sangkuriang: Aku Sangkuriang. Aku datang dari jauh dan tersesat. Apakah Anda tinggal di sini?
Scene 2: Percintaan yang Timbul
(Sangkuriang dan Dayang Sumbi menghabiskan waktu bersama dan semakin dekat)
Sangkuriang: (tersipu) Aku belum pernah merasakan perasaan ini sebelumnya. Apakah ini yang disebut cinta?
Dayang Sumbi: (lemah lembut) Sangkuriang, kita tak seharusnya…
Sangkuriang: (memotong) Tidak, biarkan cinta ini mengalir. Aku mencintaimu, Dayang Sumbi.
Scene 3: Kejutan yang Mengejutkan
(Dayang Sumbi melihat tanda lahir di dahi Sangkuriang)
Dayang Sumbi: (terkejut) Tanda ini… Ini tanda lahir putraku yang hilang!
Sangkuriang: Putra Anda? Tapi Anda tidak terlihat tua…
Dayang Sumbi: (tersenyum getir) Aku memiliki kekuatan magis. Sangkuriang, kita tak bisa bersama.
Scene 4: Tugas Mustahil
(Dayang Sumbi memberi Sangkuriang tugas membangun perahu dan danau)
Dayang Sumbi: Jika kau benar-benar mencintaiku, bangunlah perahu dan danau ini semalam.
Sangkuriang: (percaya diri) Aku akan melakukannya, meski sulit!
Scene 5: Pengkhianatan yang Diderita
(Sangkuriang hampir menyelesaikan tugas, Dayang Sumbi mengelabui Sangkuriang)
Dayang Sumbi: (merayu) Sayangku, aku cemas dengan besok. Bisa kau tunjukkan dulu perahunya?
Sangkuriang: (tertipu) Tentu, aku punya banyak waktu!
Scene 6: Kemarahan dan Tragedi
(Sangkuriang menyadari tipuannya dan marah)
Sangkuriang: (marah) Ibu, kau mengkhianatiku!
Dayang Sumbi: Sangkuriang, aku hanya ingin yang terbaik…
(Sangkuriang menendang perahu, perahu hampir selesai menjadi gunung)
Scene 7: Akibat Tragedi
(Sangkuriang meratapi tindakannya)
Sangkuriang: Segala yang kulakukan hancur karena kemarahanku.
(Petir dan Petruk muncul)
Petir: (menggertak) Sangkuriang, akibat perbuatannya, perahu itu kini adalah gunung!
Petruk: (cemas) Dan danau itu jadi cekungan!
Scene 8: Hikmat dan Penyesalan
(Tumang, anjing kesayangan Sangkuriang, datang untuk menghibur)
Tumang: Guk… Tak perlu menyesal, tuan. Kita bisa belajar dari kesalahan.
Sangkuriang: Tumang benar. Kebodohanku mengajarkanku hikmat yang berharga.
Scene 9: Kesadaran dan Pembelajaran
(Sangkuriang belajar dari pengalamannya dan bersumpah untuk lebih bijaksana)
Sangkuriang: (berjanji) Aku akan memahami arti cinta dan mengendalikan amarahku.
Drama ini mengajarkan bahwa cinta dan kebijaksanaan dapat mengalahkan amarah dan kesalahan, serta pentingnya memahami konsekuensi dari tindakan kita.
Tentang Penulis
Tulisan Terakhir
- Bisnis15 December 20245 Jenis Beasiswa untuk Berbagai Jenjang Pendidikan
- Bisnis15 December 20244 Tips Cetak Barang Custom untuk Bisnis
- Ragam20 November 202410 Sisi Gelap Negara Botswana yang Jarang Diketahui
- Ragam18 November 2024SMM Panel Untuk Tingkatkan Interaksi Bisnis Online