Naskah Skrip Drama Dialog dari Cerita Malin Kundang

Naskah Skrip Drama Dialog dari Cerita Malin Kundang

Cerita rakyat Malin Kundang berasal dari Sumatera dan telah menjadi legenda yang sangat terkenal. Cerita ini sering diangkat ke televisi karena telah menjadi legenda tenar di Indonesia.

Berikut Memora.ID rangkum Naskah Skrip Drama Percakapan dari Cerita Malin Kundang.

Naskah Skrip Drama Percakapan dari Cerita Malin Kundang

Ringkasan Cerita Malin Kundang, Lengkap Amanat Cerita

Judul: Sangkuriang, Sang Pemuda Gila

Tokoh:

Sangkuriang
Dayang Sumbi
Tumang (anjing Dayang Sumbi)
Petapa
Rumput Hijau
Raksasa
Lutung Kasarung

Adegan 1: Pertemuan Sangkuriang dengan Dayang Sumbi

(Sangkuriang berjalan-jalan di hutan dan bertemu dengan Dayang Sumbi yang sedang menganyam di bawah pohon.)

Sangkuriang: (terpesona) Siapa dirimu yang begitu cantik, Dayang?

Dayang Sumbi: (terkejut) Aku adalah Dayang Sumbi. Siapa kau yang berani mengganggu ketenanganku?

Sangkuriang: (berusaha memikat) Aku adalah Sangkuriang, pemuda gagah berani. Aku datang dari jauh.

Dayang Sumbi: (curiga) Dari mana kau, Sangkuriang?

Sangkuriang: (berbohong) Aku datang dari Tanah Jawa. Aku tersesat dan mencari tempat beristirahat.

Dayang Sumbi: (terenyuh) Baiklah, jika kau benar-benar tersesat, kau boleh tinggal di sini untuk sementara waktu.

(Sangkuriang tinggal bersama Dayang Sumbi dan keduanya semakin dekat.)

Adegan 2: Janji yang Terlupakan

(Sangkuriang dan Dayang Sumbi telah menjalin hubungan dekat. Mereka duduk di bawah pohon besar yang rindang.)

Sangkuriang: (bercanda) Dayang, kita akan selalu bersama, bukan?

Dayang Sumbi: (ingat) Sangkuriang, aku punya sesuatu yang harus kukatakan padamu. Ketika kita pertama kali bertemu, kita menjanjikan sesuatu satu sama lain.

Sangkuriang: (bingung) Apa yang kita janjikan, Dayang?

Dayang Sumbi: Kita janjikan untuk selalu menjaga persahabatan kita, bukan cinta.

Sangkuriang: (kecewa) Tapi, Dayang, aku mencintaimu lebih dari apapun di dunia ini.

Dayang Sumbi: (sedih) Aku juga mencintaimu, Sangkuriang, tetapi kita tidak bisa melanggar janji kita.

(Sangkuriang sangat kecewa dan pergi meninggalkan Dayang Sumbi.)

Adegan 3: Sangkuriang Menghancurkan Perahu

(Sangkuriang merasa putus asa dan marah karena Dayang Sumbi menolaknya. Ia memutuskan untuk pergi dan membalas dendam.)

Sangkuriang: (marah) Jika aku tidak bisa memiliki Dayang Sumbi, maka tidak ada yang boleh memiliki Dayang Sumbi!

(Sangkuriang memutuskan untuk membangun sebuah bendungan dan perahu besar untuk menghancurkan desa Dayang Sumbi.)

Adegan 4: Kesalahan yang Menyedihkan

(Sangkuriang berhasil membangun bendungan dan perahu besar. Ia mulai mengarahkan perahu itu ke desa Dayang Sumbi.)

Dayang Sumbi: (mengenali perahu itu) Itu perahu Tumang! Tidak mungkin!

(Dayang Sumbi memanggil Tumang dan berbicara padanya. Tumang pun beraksi dan merusak perahu yang sedang dikerjakan Sangkuriang.)

Sangkuriang: (kecewa dan sadar) Apa yang telah kulakukan? Aku hampir merusak desa dan orang yang kucintai. Aku sangat menyesal.

(Sangkuriang bertobat dan berusaha memperbaiki kesalahannya.)

Adegan 5: Kebijaksanaan Petapa

(Petapa datang ke tempat kejadian dan melihat apa yang telah terjadi. Ia berbicara dengan Sangkuriang.)

Petapa: (bijak) Sangkuriang, setiap tindakan memiliki konsekuensi. Kau telah belajar dari kesalahanmu dan mengakui ketidakbijakanmu. Sekarang, kau harus menerima akibat dari tindakanmu.

Sangkuriang: (bertobat) Aku siap menerima hukuman atas perbuatanku, Petapa.

(Petapa mengubah Sangkuriang menjadi batu besar yang sekarang dikenal sebagai Gunung Tangkuban Perahu.)

Dayang Sumbi: (menyaksikan) Sangkuriang, aku akan merindukanmu selamanya.

Amanat Drama: Cerita Sangkuriang mengajarkan kita tentang pentingnya menjaga janji, menghormati kesepakatan, dan menerima konsekuensi dari tindakan kita. Kebijaksanaan dan penyesalan adalah pelajaran yang berharga yang dapat kita ambil dari kisah ini.