Film “Di Ambang Kematian” akan segera hadir sebagai salah satu film horor yang diputar di bioskop-bioskop Indonesia pada tanggal 28 September 2023. Cerita dalam film ini mengangkat tentang pesugihan Kandang Bubrah dan ritual sembelih kambing kendit yang pernah menjadi terkenal di wilayah Jawa.

Produksi film ini dilakukan oleh tim Raam dan Amrit Punjabi dari MVP Pictures, yang berhasil menyelesaikan proses syutingnya dalam waktu 19 hari di Tegal. Sutradara film ini adalah Azhar Kinoi Lubis, sementara naskahnya ditulis oleh Erwanto Alphadullah. Naskah ini diadaptasi dari kisah nyata yang sangat menyeramkan dan penuh tragedi. Kisah ini awalnya viral di thread @JeroPoint di platform Twitter dan telah dibaca lebih dari 10 juta kali.

Film “Di Ambang Kematian” akan menampilkan sejumlah pemain berbakat, di antaranya Taskya Namya yang akan memerankan karakter Nadia, Wafda Saifan yang akan berperan sebagai Yoga, Giulio Parengkuan sebagai Nabastalla, Teuku Rifnu Wikana sebagai Suyatmo, Kinaryosih yang akan memerankan karakter Ibu, Farras Fatik sebagai Yoga Kecil, dan Raya Adena sebagai Nadia Kecil.

Film “Di Ambang Kematian” mengisahkan tentang keluarga yang hidup dalam kedamaian, namun menghadapi nasib mengerikan setiap sepuluh tahun sekali. Pusat cerita film ini adalah Nadia, yang mendapati dirinya berada di ambang kematian, setelah mengetahui bahwa ia akan menjadi tumbal pesugihan berikutnya yang akan segera meninggal.

Pesugihan yang dilakukan oleh ayah Nadia, Suyatmo, pada awalnya dijaga dengan rapi rahasia yang dalam, tetapi akhirnya, iblis yang mereka panggil semakin ganas dan menuntut nyawa sebagai tumbal. Ritual ini telah mengorbankan nyawa istri Suyatmo, dan sepuluh tahun kemudian, putra sulung mereka, Yoga, juga jadi korban.

Setelah kematian tragis ibunya, Nadia mengetahui bahwa ayahnya telah terjerat dalam pesugihan yang memerlukan nyawa manusia sebagai tumbal. Untuk mencegah kematian berikutnya, Nadia, kakaknya Yoga, dan sang ayah terlibat dalam serangkaian ritual khusus.

Namun, iblis yang berada di balik pesugihan terus mengintai mereka, menjadikan hidup Nadia dan keluarganya penuh ketakutan yang tak pernah surut. Keharmonisan keluarga mereka selalu dipertaruhkan setiap sepuluh tahun sekali, dengan satu anggota keluarga menjadi tumbal setelah yang lain.

Yoga mulai mendengar bisikan-bisikan gaib sejak kematian ibunya, yang mengganggu kejiwaannya dan terus menghantuinya hingga ia dewasa. Akhirnya, Yoga mengajak Nadia untuk melihat apa yang dilakukan ayah mereka di sebuah kamar misterius yang selalu terkunci rapat.

Nadia sangat terkejut setelah melihat apa yang dilakukan ayahnya. Namun, setelah berdebat dengan ayah mereka, kedua anak ini memahami bahwa ayah mereka melakukan semua ini semata-mata untuk mencegah munculnya korban lagi.

Sepuluh tahun kemudian, menjelang tahun baru 2012, hubungan antara Yoga, Nadia, dan ayah mereka membaik. Namun, Yoga akhirnya meninggal dengan cara yang mengerikan setelah diganggu oleh sejumlah makhluk halus yang menyeramkan.

Sang ayah Nadia berjuang keras untuk melawan intaian maut sang iblis dan mencoba melepaskan kutukan yang mengancam Nadia. Perjuangan ini tidak mudah, dan kata banyak dukun dan orang pintar, kutukan itu telah melekat pada dirinya tanpa bisa dihindari.