Ritual pesugihan kandang bubrah merupakan salah satu bentuk pesugihan tertua yang ada di Indonesia.
Praktik pesugihan kandang bubrah telah diwariskan dari generasi ke generasi dan dapat ditemukan di berbagai tempat di Indonesia.
Salah satu varian pesugihan yang cukup terkenal adalah Pesugihan Kandang Bubrah. Dikaitkan dengan tradisi kuno, pesugihan ini diyakini dapat mendatangkan keberuntungan bagi pemiliknya dengan melakukan renovasi berkala pada rumah mereka.
Sejarah Pesugihan Kandang Bubrah
Pada dasarnya, Pesugihan Kandang Bubrah dipercayai berasal dari Tanah Jawa ribuan tahun yang lalu. Makam Tembungboyo di Kelurahan/Kecamatan Purwantoro, Kabupaten Wonogiri, telah lama dikenal sebagai lokasi untuk melakukan pesugihan kandang bubrah. Konsep “kandang” yang rusak atau “bubrah” dalam cerita ini merujuk pada rumah yang perlu diperbaiki atau direnovasi untuk mewujudkan keinginan pemiliknya untuk memperoleh kekayaan.
Menurut Pakar Supranatural Abah Romdhoni
Abah Romdhoni, seorang ahli supranatural dan kejawen, mengungkap bahwa pesugihan kandang bubrah dapat dibagi menjadi dua aliran, yaitu aliran hitam dan putih.
Pesugihan kandang bubrah menarik minat banyak orang karena ritualnya dianggap tidak rumit dan diyakini tidak memerlukan tumbal.
Menurut para ahli spiritual, pesugihan ini mewajibkan pelakunya untuk melakukan renovasi kecil di berbagai bagian rumah mereka, seperti mengganti pintu, jendela, lantai, dan melakukan pengecatan ulang.
Proses renovasi rumah dapat dilakukan secara bertahap atau sekaligus, namun hanya pada waktu-waktu tertentu yang ditentukan oleh pelaku pesugihan kandang bubrah.
Dalam praktiknya, pesugihan kandang bubrah dipercayai dapat mengalirkan energi positif ke dalam rumah, yang diharapkan akan membawa keberuntungan kepada para penghuni rumah tersebut.
Konsep ini mirip dengan prinsip Feng Shui, di mana tata letak dan penataan barang-barang di dalam rumah, pemilihan warna cat, serta dekorasi yang dipasang di dinding dapat memengaruhi energi yang mengalir di dalam rumah.
Menurut Ria Puspita Sari
Dalam pandangan Ria Puspita Sari, seorang mantan dukun santet, pesugihan ini dianggap sebagai praktik yang rumit dan menakutkan. Hal ini disebabkan oleh kewajiban bagi pelaku pesugihan untuk terus-menerus membangun dan merenovasi rumah mereka secara berkala.
“Jadi kalau pesugihan kandang bubrah itu orang yang nyugih minta kekayaan. Syaratnya memberikan makan si jin dengan membangun satu rumah tapi entar terus direnovasi,” ucap Ria dalam potongan podcast bersama Uya Kuya yang dilihat Inozone di akun TikTok @nenden504.
Terlebih lagi, aura di sekitar rumah yang digunakan untuk pelaksanaan ritual pesugihan ini selalu dipandang negatif. Bahkan, jika ada usaha lain di sekitarnya, maka akan sulit untuk berkembang.
“Pernah ada kejadian, kan rumah pesugihan kandang bubrah tu gede. Jadi di sekitanya dibagun kafe. Itu tetap gak pernah laku karena hawanya kesedot juga sama dia,” ujar Ria.
Dampak Pesugihan Kandang Bubrah
– Bersekutu dengan jin artinya musyrik kepada Allah
– Tak berkah dan tak dapat ridho dari Allah
– Karma akan menanti di masa depan
– Pembalasan akan sangat kejam karena musyrik setelah kematian
– Rumah menjadi negatif di sisi dalam
– Mengancam nyawa penghuni rumah (apabila ada perjanjian khusus)
– Tidak mendapatkan kenyamanan dan ketenangan rohani
– Merasa selalu diintai ghaib
– Ada hal tak terduga yang berkaitan dengan ghaib
Tentang Penulis
Tulisan Terakhir
- Ragam20 November 202410 Sisi Gelap Negara Botswana yang Jarang Diketahui
- Ragam18 November 2024SMM Panel Untuk Tingkatkan Interaksi Bisnis Online
- Ragam13 November 20243 Keunggulan Belanja di Toko Furniture Minimalis
- Ragam13 November 20245 Kelebihan Menggunakan Jasa Import untuk Bisnis