Menyerukan kritik dan pendapat melalui lagu memang tak ada salahnya. Terkadang kritik yang membangun pun juga dibuat para musisi sebagai bentuk kepedulian. Seperti yang kerap dilakukan oleh .Feast.
.Feast memiliki banyak karya dengan pesan-pesan bermakna di setiap liriknya. Mulai dari Peradaban, Belalang Sembang hingga Di Padang Lumpuh, merupakan deretan lagu .Feast yang memiliki makna mendalam.
Penasaran kan dengan kata-kata mutiara .Feast dari lirik lagu? Berikut Memora.id rangkum kata-kata mutiara .Feast dari lirik lagu.
Kata-kata Mutiara .Feast
Berikutkata-kata mutiara .Feast
1. “Bagai keset selamat datang. Masuk kencang tanpa diundang.” – Peradaban.
2. “Yang jadi saksi harus kuat tak terbutakan dunia akhirat.” – Peradaban.
3. “Yang patah tumbuh yang hilang berganti. Gapura hancur dibangun lagi.” – Peradaban.
4. “Karena peradaban takkan pernah mati. Walau diledakkan diancam tuk diobati.” – Peradaban.
5. “Kebal luka bakar tusuk atau caci maki karena peradaban takkan pernah mati.” – Peradaban.
6. “Ciptakan kebutuhan yang tak ada. Menjual cerita konflik manusia.” – Komodifikasi.
7. “Menciptakan piramida di padang pasir. Dulu berserah, sekarang disembah.” – Komodifikasi.
8. “Tak percaya semua yang kulihat dari layar.” – Belalang Sembah.
9. “Semua ‘kan kuberi, semua ‘kan kugadai. Matikan aku setelah usai.” – Belalang Sembah.
Kata-kata Mutiara .Feast
Berikutkata-kata mutiara .Feast
10. “Menari menghancurkan alam raya yang kecewa.” – Tarian Penghancur Raya.
11. “Berbicara cepat bilang haram. Kearifan lokal yang dibungkam.” – Tarian Penghancur Raya.
12. “Tuli pada yang belajar alam. Mati sesak nafas tengah malam.” – Tarian Penghancur Raya.
13. “Nyawaku dirampas namun kita yang jaya perang.” – Berita Kehilangan.
14. “Bunda kali ini saja jangan menangisi jasadku.” – Berita Kehilangan.
15. “Aku tak berguna jika tak diukur angka.” – Dalam Hitungan.
16. “Memahat citra sesuai standar-Nya. Surga buka cabang, kita semua pialang.” – Dalam Hitungan.
17. “Siapa tahu harga perubahan tapi tak siap bertemu ajal?” – Di Padang Lumpuh.
18. “Nama demi nama jadi senjata. Tiap kali ditanya “Kau tahu apa?”” – Di Padang Lumpuh.
Tentang Penulis
Tulisan Terakhir
- Ragam20 November 202410 Sisi Gelap Negara Botswana yang Jarang Diketahui
- Ragam18 November 2024SMM Panel Untuk Tingkatkan Interaksi Bisnis Online
- Ragam13 November 20243 Keunggulan Belanja di Toko Furniture Minimalis
- Ragam13 November 20245 Kelebihan Menggunakan Jasa Import untuk Bisnis