Peran Geofisika dalam Menemukan Titik Potensial Keberadaan Panas Bumi

Peran Metode Geofisika dalam Menemukan Titik Potensial Keberadaan Panas Bumi Geothermal



Sebagai negara yang memiliki 40% cadangan energi panas bumi, Indonesia dianggap menjadi primadona energi baru terbarukan yang bersih tanpa merusak lingkungan. Energi panas bumi bisa dideteksi keberadaannya di bawah permukaan dengan metode geofisika. Metode geofisika yang bisa mendeteksi keberadaan potensi energi panas bumi bisa membantu dalam mewujudkan Indonesia bebas emisi karbon di tahun 2050. Berikut beberapa metode eksplorasi geofisika untuk menentukan keberadaan potensi energi panas bumi.

Indonesia Bebas Emisi Karbon pada 2050
Pixabay

1. Metode Gravitasi

Metode gravitasi adalah metode eksplorasi geofisika dengan mengukur medan gravitasi yang bertujuan untuk mengasosiasikan variasi dari perbedaan distribusi rapat massa dan juga jenis batuan. Metode gravitasi digunakan untuk mengetahui gambaran bawah permukaan, berupa struktur geologi dan sumber panas bumi. Parameter yang dipakai adalah nilai percepatan gravitasi yang bernilai positif dikarenakan sumber panas bumi merupakan magma atau batuan beku yang masih panas sehingga memiliki densitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan batuan sedimen atau piroklastik.

2. Metode Magnetik

Metode magnetik adalah metode eksplorasi geofisika yang didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Eksplorasi panas bumi menggunakan metode geomagnetik pada dasarnya memanfaatkan sifat kemagnetan batuan di bawah permukaan. Sifat kemagnetan batuan akan hilang jika terpanaskan hingga melewati suhu curie (575oC), sehingga metode ini dapat memetakan panas di bawah permukaan dari nilai kemagnetan yang rendah. Parameter yang digunakan adalah nilai suseptibilitas. Apabila suseptibilitas rendah maka diidentifikasi keberadaan sumber panas bumi.

3. Metode Geolistrik

Metode Geolistrik merupakan metode geofisika yang memanfaatkan sifat kelistrikan batuan. Pada eksplorasi panas bumi, metode geolistrik yang umum digunakan yaitu metode SP, resistivitas dan misse ala masse. Parameter yang digunakan adalah nilai resistivitas untuk identifikasi fluida panas bumi. Metode Geolistrik menggunakan elektroda arus yang langsung menyentuh target medium konduktif pada singkapan batuan atau melalui lubang bor. Dengan metode ini persebaran target berupa medium konduktif fluida panas dapat dicari arah kemenerusannya.

Dengan metode-metode geofisika di atas maka sumber panas bumi, struktur geologi dan fluida  panas bumi bisa terdeteksi. Dengan terdeteksinya titik potensi keberadaan panas bumi maka bisa dilakukan survei lanjutan berupa memanfaatkan energi panas bumi untuk keperluan  listrik. Konversi energi panas bumi menjadi listrik ini sangat bermanfaat bagi Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP). Apabila Indonesia sudah bisa memanfaatkan energi panas bumi untuk PLTP, maka penggunaan energi yang bersih, ramah lingkungan dan sustainable bisa terwujud. Sehingga target Indonesia untuk bebas emisi karbon di tahun 2050 bisa terwujud.