Penulis: Heri Setiawan
39 Tahun berlalu, Sanggar Olah Seni terus berdiri dengan segala cerita yang telah dibuat. Kegiatan serta prestasi telah diukir oleh berbagai perwakilan anggota sanggar dari berbagai macam jenis seni yang dikelola. Perjalanan panjang sanggar ini tentunya tidak semudah yang dilihat mata telanjang.
Tentu dinamika dalam jalan cerita 39 tahun sanggar pastinya selalu timbul dari berbagai hal dan menjadi evaluasi untuk membuat sanggar tetap hidup oleh karya seni. Susentono, ketua Sanggar Olah Seni bercerita bagaimana perjalanan sebuah sanggar ini mengukir cerita dari tahun 1982 sampai sekarang.
Sanggar Olah Seni (SOS) Babakan Siliwangi merupakan sebuah wadah untuk mengakomodir seniman-seniman yang ada di kota Bandung juga Jawa Barat dan beberapa anggota lingkup nasional. Sanggar olah seni didirikan pada tahun 1982, para pendiri nya yaitu alm. Thony Joesoef, kemudian ada Popo Iskandar, A. D. Pyrous, Ruhiyat bahkan seniman-seniman lainnya punya andil terbentuknya Sanggar Olah Seni.
Susentono mengatakan Sebelum terbentuk, Sanggar Olah Seni hidup pertama kali dengan nama Sanggar Seniman. Saat itu sanggar dijadikan sekedar tempat berkumpulnya para maestro.
“Pencetus yang membentuk sanggar seniman kebanyakan merupakan perupa atau pelukis. Akan tetapi keberadaaanya bukan sekedar untuk seniman pelukis, adapun seni pertunjukan mulai dari seni tari, seni pencak silat, seni pedalangan dan jenis seni lainnya ada di sanggar ini.” Ucap susentono
Sanggar Olah Seni saat ini diisi dengan berbagai macam cabang seni. Dengan mencoba untuk kembali mengaktifkan semua cabang atau unsur seni. Sanggar olah seni siliwangi pun mengakomodir kembali pelaku-pelaku seni seperti semisal pencak silat sera Jatihandap, kelompok Tari Natyaden.
Saat ini, Sanggar Olah Seni mengisi aktifitas dengan latihan yang diselenggarakan di sanggar yaitu seni pencak silat yang diadakan satu bulan sekali, seni tari satu minggu sekali. Selain itu kegiatan lain yang menjadi agenda rutin seperti melukis bersama ataupun kegiatan workshop.
Sanggar olah seni melakukan pengoptimalan fungsi Sanggar dengan meningkatkan kegiatan unsur seni lain. Beberapa yang jadi fokus selanjutnya yaitu seni musik, dan seni lingkungan yang masuk pada seni budaya. Seni lingkungan pun bukan hanya menjaga lingkungannya melainkan seperti penerapan agro bisnis yang sesuai juga visi misi sanggar.
Disamping perjalanan hampir setengah abad, Sanggar ini merasakan kendala yang timbul ditengah perjalanan. Seperti kurangnya promosi atau publikasi untuk pengembangan sanggar, kurang nya berbagai sumber bagi sanggar. Hal ini membuat mereka belum sepenuhnya bisa meningkatkan apresiasi masyarakat terhadap seni.
Perwakilan anggota Sanggar Olah Seni siliwangi beberapa kali mencapai prestasi secara nasional maupun internasional. Kebanyakan prestasi yang diraih oleh seniman bidang seni rupa atau pelukis. Selain prestati, penghargaan kebudayaan sempat diraih pada waktu lalu oleh sanggar olah seni siliwangi di tingkat kota.
Harapan yang sejalan visi dan misi diungkap oleh Susentono yang ingin Sanggar olah seni dapat menjadi pusat budaya di Jawa Barat. Lalu dapat mewujudkan regenerasi kepada anak-anak muda untuk bisa bergabung atau berkegiatan di sanggar. Lebih kurang Harapan tersebut bisa tercapai dengan mengupayakan gencarnya publikasi di media sosial instagram facebook, serta media sosial lainnya,
“Masyarakat yang mempunyai istilahnya citarasa seni atau bakat atau mempunyai keinginan belajar seni rupa terutama apapun yang memiliki unsur seni silahkan bisa datang langsung ke sanggar olah seni siliwangi.” tutup Susentono.
Tentang Penulis
Tulisan Terakhir
- Ragam20 November 202410 Sisi Gelap Negara Botswana yang Jarang Diketahui
- Ragam18 November 2024SMM Panel Untuk Tingkatkan Interaksi Bisnis Online
- Ragam13 November 20243 Keunggulan Belanja di Toko Furniture Minimalis
- Ragam13 November 20245 Kelebihan Menggunakan Jasa Import untuk Bisnis