Kata-kata mutiara Silampukau merupakan kumpulan lirik lagu yang memiliki makna mendalam dari karya dari musisi Silampukau. Silampukau banyak menyuarakan lirik-lirik perjuangan yang sangat mengena bagi banyak orang.
Banyak lagu Silampukau yang mencuri perhatian seperti Balada Harian, Aku Duduk Menanti dan banyak lagu lainnya. Lagu Silampukau dengan lirik mendalam ini berhasil menjadi inspirasi atau bahkan sebagai buah kritik.
Penasaran kan membaca kata-kata mutiara Silampukau? Berikut Memora.ID rangkum kata-kata mutiara Silampukau.
Kata-Kata Mutiara Silampukau
Berikut kata-kata mutiara Silampukau dari lirik lagu.
1. “Seperti takdir yang panjang dan pedih dalam hidup yang muram dan letih.” – Aku Duduk Menanti.
2. “Aku masih di sini, ‘ku duduk menanti.” – Aku Duduk Menanti.
3. “Hanya menanti, tak bergegas mencari.” – Aku Duduk Menanti.
4. “Hanya bersedih dalam sunyi. Duduk menanti dalam letih mimpi.” – Aku Duduk Menanti.
5. “Impian pudar perlahan. Diam-diam, pagi tak terhindarkan.” – Balada Harian.
6. “Kuberbaring, membayangkan, hari pasti ‘kan panjang.” – Balada Harian.
7. “Di luar pagar sana, kawanku, kehidupan memanggilmu.” – Balada Harian.
8. “Tapi tahun kian kelabu. Makna gugur satu-satu.” – Balada Harian.
9. “Pemberhentian susah diramalkan, jangan sampai terlewat.” – Berbenah.
10. “Kawan, jangan terpencar. Ingatlah untuk bersandar.” – Berbenah.
Kata-Kata Mutiara Silampukau
Berikut kata-kata mutiara Silampukau dari lirik lagu.
11. “Sudah saat berbenah. Sampaikanlah doa.” – Berbenah.
12. “Titipkan semangat pada yang telah lelah. Tegakkan kaki yang telah tertekuk.” – Berbenah.
13. “Tak peduli ada yang mencela, terus berlari mengejar angka.” – Bola Raya.
14. “Tanah lapang kami berganti gedung. Mereka ambil untung, kami yang buntung.” – Bola Raya.
15. “Memang kami tak paham soal akta, sertifikat tanah dan omong kosong lainnya.” – Bola Raya.
16. “Kami hanya ingin main bola, zonder digugat, zonder didakwa.” – Bola Raya.
17. “Waktu memang jahanam, kota kelewat kejam dan pekerjaan menyita harapan.” – Lagu Rantau.
18. “Hari-hari berulang, diriku kian hilang. Himpitan hutang. Tagihan awal bulan.” – Lagu Rantau.
19. “Hanya bermodal baju dan seratus ribu, nasib ini kuadu.” – Lagu Rantau.
20. “Kota menghisapku habis, tubuh makin tipis, dompetku kembang-kempis.” – Lagu Rantau.
Tentang Penulis
Tulisan Terakhir
- Ragam20 November 202410 Sisi Gelap Negara Botswana yang Jarang Diketahui
- Ragam18 November 2024SMM Panel Untuk Tingkatkan Interaksi Bisnis Online
- Ragam13 November 20243 Keunggulan Belanja di Toko Furniture Minimalis
- Ragam13 November 20245 Kelebihan Menggunakan Jasa Import untuk Bisnis