Cerpen: Malaikat

Penulisanku salah. Seharusnya Mala-ikat atau menggunakan spasi Mala ikat. Yang artinya tentu saja Mala terikat. Dan aku adalah benda yang  mengikatnya. Perkenalkan, namaku tali. Panjangku ya sekitar 150 sampai 180 meter lah. Sekarang aku lagi mengikat seseorang. Dia perempuan. Namanya Mala. Makanya dia ku sebut Mala-ikat.

Mala terus menangis sedari tadi. Aku yang mengikat tubuhnya seakan tidak tega melihatnya, namun apa daya, aku hanya benda mati, tidak bisa apa-apa. Mala diikat oleh dua orang. Sedari tadi Mala terus merengek minta tolong untuk dilepaskan ikatanku oleh dua orang yang mengikatnya. Hampir lebih dari 4 jam Mala berteriak keras histeris. Sampai akhirnya habis energi Mala untuk berteriak, dan hanya air mata saja yang keluar. Lalu ada apa sebenarnya yang terjadi sampai Mala diikat? Mari ku jelaskan sesuai persepsiku sebagai sebuah tali.

………….

            Jadi begini cerita bagaimana bisa ada dua orang yang akan mengikat Mala. Dua orang ini memang selalu memantau Mala sudah dari lama. Cerita sedikit tentang Mala (aku menguping dari dua orang ini) bahwa Mala selalu keluar menggunakan pakaian ketat. Sebentar, aku akan memberi sedkit penjelasan tentang sosok Mala dahulu sebelum bercerita lebih lanjut. Jadi Mala merupakan seorang wanita berumur 19 tahun. Ia merupakan seorang Mahasiswa. Mala merupakan anak yang menjadi korban broken home. Orang tuanya bercerai dua tahun lalu karena masalah Bapak Mala yang ketahuan menggunakan pelacur dan ketika ketahuan basah pun Bapak Mala dengan gamblang berkata : “sudah banyak berubah dari tubuhmu, lebih mending wanita-wanita diluar daripada harus tidur bersama wanita gendut tua”. Aku tidak tahu pasti apakah Bapak Mala berkata demikian karena ada pengaruh alkohol atau tidak. Hari-hari berlangsung merupakan neraka bagi Mala. Mala seperti pengadil di area smackdown ketika Bapak dan Ibu Mala selalu bertengkar setiap harinya. Dua bulan kemudian, akhirnya Mala resmi menjadi anak dari orang tua yang bercerai. Mala kalang kabut saat itu. Namun ditengah kalang kabutnya kehidupan Mala, Mala masih bisa lulus sekolah dan bahkan kuliah.

            Di dunia kuliah, entah belajar dari mana Mala berubah drastis. Mala sering keluar malam. Dan setiap keluar malam Mala selalu menggunakan pakaian seksi (silahkan dibayangkan sendiri, wanita berjalan dengan menggunakan tas slempang mewah warna hitam dengan tanktop berjalan dengan santainya disebuah gang). Gang itu sering disebut prostitusi. Mala bekerja sebagai pelacur. Tiap hari Mala mulai memasarkan dirinya jam 9 malam (itu kalau sepi, kalau pas ramai, biasanya ia di booking lewat online). Wajah Mala sebenarnya cantik. Hidung mancung dengan lesung pipi ada dikanan kirinya. Itulah sebabnya Mala termasuk pelacur idola. Aku tidak tau dasar yang membuat Mala memilih menjadi pelacur, aku hanya tau gambaran tentang Mala seperti itu dari dua orang ini, yang membawa ku untuk mengikat Mala.

            Lanjut cerita bagaimana Mala bisa di tali dua orang ini. Saat itu petengahan bulan. Sejak orang tuanya bercerai, Mala sepeti tidak dianggap anak, dan tidak pernah diberi sepeser uang pun dari kedua orang taunya. Bapaknya entah kemana menikmati gelimang harta dari suap kesana kemari untuk tidur bersama wanita-wanita jalan. Sementara Ibunya memilih menikah lagi dengan mantannya terdahulu yang merupakan seorang pekerja di perminyakan dan dibawa ke Timur Tengah. Akhirnya Mala sendiri. Ia tertatih dalam membayar kuliah dengan keringatnya sendiri. Keringat bercinta. Kuliah pun Mala juga tidak fokus, ip nya pun hanya 2 koma sekian jauh dari tiga. Mala lebih suka berfoya-foya, bermain dengan om-om. Sampai ketika saat itu setelah Mala melayani om-om yang berduit melimpah, Mala mampir ke dalam sebuah club malam.  Disana ia menggila. Ia misuh-misuh tak karuan. Ia melimpahkan semuanya. Uneg-uneg ia keluarkan. Setelah ia puas, ia keluar dari bar itu dan ketika kesadarannya belum sepenuhnya sadar, ada sekilat lampu yang mendatanginya, dan akhirnya ia diikat seperti sekarang. Melihat Mala seperti itu, aku tidak tahan dan aku ingin berteriak kepada dua orang itu : “Apa yang sebanarnya Mala lakukan hingga kalian melakukan Mala seperti itu?”

            Aku terus berteriak, dan berharap dijawab oleh dua orang itu.

………….

            Kalau kalian berpikiran kalau Mala akan diperkosa karena menggunakan baju seksi malam itu, maka kalian harus memperkosa otak kalian. Berpikirlah positif dahulu. Mala malam itu tidak diperkosa melainkan diikat. Ya diikat, alias Mala dikafani, dan aku salah satu tali kafan yang melilit di badan Mala. Mala malam itu meninggal. Aku bisa cerita karena dua orang yang bercerita tadi ialah Malaikat dan aku tinggal meneruskan cerita kekalian. Setelah aku yang berteriak keras menanyakan kenapa Mala disiksa seperti itu, Malaikat tersebut menjawab : Wanita ini telah menyia-nyiakan hidupnya. Tuhan memberi ujian tidak akan melebihi kemampuan umatnya.

            Aku pun terdiam, saat itu aku, bukannya makin melonggar, malah makin kencang mengikat tubuh Mala. Begitulah teman-teman cerita Mala-ikat. Mala spasi ikat. Atau tanpa spasi juga tidak apa-apa. Malaikat. Ya sekian cerita tentang Malaikat. Mala yang diikat oleh Malaikat.

Salam,

dari Seutas Tali di kedalaman bumi berukuran 2×1.

Pesanku, aku tidak ingin teman-temanku para seutas tali melihat hal yang sama seperti itu. Jadi buat kalian para manusia. Cukup jangan membuat kami susah. Jangan membuat kami ngeri. Kalau kalian punya otak. Silahkan dipakai.

Terimakasih.