Saya tidak menyebut itu poc*ng, tapi ia lompat-lompat di depan kamar saya..

Saya termasuk orang yang sangat jarang mendapatkan pengalaman horor. Saya terkadang hanya menjadi pendengar yang baik di saat temen-teman saya bercerita. Namun kali ini saya yang malah mengalami kejadian horor dan teman-teman saya menjadi pendengarnya. Cerita horor ini saya alami sekitar 3 tahun lalu saat pertama kali pindah ke kos baru.

Awal pindah ke kos baru awalnya saya kira baik-baik saja alias tidak ada apa-apa. Dan memang dari segi hawa atau apapun terlihat seolah terasa fine-fine saja. Hingga pada akhirnya, pada saat malam pertama menginap di kosan. Saya tidur agak larut sekitar jam 12 malam. Sebelum tidur, saya salat Isya terlebih dahulu. Namun saat salat Isya malah terjadi hal aneh.

Masuk ke rakaat terakhir, tiba-tiba dinding kamar saya catnya mengelupas sendiri. Anehnya, semakin saya cepat melakukan gerakan salat, semakin cepat pula cat dindingnya terkelupas dan terdengar berisik. Keringat dingin mulai mengucur saat masuki sujud, duduk di antara dua sujud hingga akhirnya salam. Setelah salam, cat yang mengelupas di dinding pun berhenti. Saya segera keluar kamar untuk mencari angin sebentar sekaligus menenangkan pikiran.

Fyuh, apa tadi itu. Pertanyaan yang belum saya temukan jawabannya hingga sekarang.

Setelah agak tenang, saya beranikan diri untuk masuk ke kamar lagi. Okelah, suasana nya sedikit berubah dengan saya menonton YouTube hingga benar-benar capek dan tertidur. Saya tidur tidak menghadap dinding dan lebih menghadap pintu yang jaraknya 2 meter dari kasur. Awalnya, ya biasa aja, tidur-tidur saja. Namun saat terbangun pukul 02.30 WIB, hal tak terbiasa itu terjadi.



Saya yang memiliki mata (minus 3) memang tak jelas melihat sesuatu yang ada di depan pintu kamar. Dengan kesadaran 50:50, saya mulai mengetahui ada yang melompat-lompat seperti ia mau keluar dari kamar saya. Dengan pandangan buram, saya seperti melihat sesuatu seperti pocong yang melompat-lompat di depan pintu. Pocong tersebut berbadan sedikit gempal dengan terlihat memakai kain batik warna merah. Kesadaran yang 50:50, beberapa menit berselang langsung benar-benar sadar dan menyadari apa yang tadi saya lihat.

“Pocong. pakai batik. warna merah.” Kata-kata itu terus terpikirkan dengan keringat dingin terus mengucur. Pocongnya sudah tidak ada lagi sih, tapi saya alami ketakutan yang amat sangat. Saya juga berusaha menyenangkan diri bahwa mungkin itu pocong bukan harinya sehingga bisa terlihat oleh mata saya. Saya juga bersyukur punya mata minus karena hanya bisa melihat samar-samar saja.

Keringat dingin benar-benar keluar di seluruh tubuh saya. Saya alami ketakutan yang sangat takut. Hingga pada akhirnya, suasana berubah tenang ketika adzan subuh berkumandang. Baru setelah itu saya bisa tertidur dengan lelap. Karena kejadian tersebut, kini saya lebih memilih tidur menghadap dinding saja daripada melihat pocong batik warna merah lagi.

Untungnya, hanya hari pertama menginap di sana yang terasa horor. Hari selanjutnya berlangsung biasa, bahkan saya ngekos di sana sudah 3 tahun tanpa ada kejadian horor lagi. Namun cerita belum usai. Saya sempat merasa ketakutan lagi ketika mendapati cerita dari teman kantor.

Teman kantor bercerita pengalaman horornya sewaktu mau tidur. Teman kantor saya memiliki kebiasaan tidur menghadap dinding, persis seperti saya. Karena memiliki kesamaan, saya ikut mendengarkannya dong. Namun keinginan saya mendengarkan cerita tersebut adalah sebuah kesalahan. Teman saya mengalami kejadian yang amat ngeri. Pasalnya saat mau tidur ketika menghadap tembok, teman saya dipeluk oleh sosok berbulu. Bahkan suatu malam, teman saya hampir dicekik dan akhirnya pingsan tak sadarkan diri.

Teman saya yang mengalami kejadian tersebut akhirnya cerita ke tetangga-tetangga dekat tempat tinggalnya. Hingga pada akhirnya di temukanlah jawabannya. Tempat tinggal tersebut memang terkenal angker selain itu teman saya juga orangnya cukup sensitif.

Mendengar kejadian teman saya tersebut, membuat bulu kuduk saya berdiri. Saat malam hari pun saya menjadi bingung mau menghadap mana saat tidur, dinding atau malah pintu. Kalau menurut kalian harus menghadap kemana kalau tidur? Tengkurap menghadap bawah, gitu?

Oke, mungkin itu saja pengalaman horor saya. Hati-hati ya guys, siapa tau giliranmu bertemu pocong batik warna merah, hati-hati saja.