Stilasi Bandung Lautan Api

Menyusuri 10 Stilasi Bandung Lautan Api, Destinasi Wisata Edukasi & Sejarah di Kota Bandung

Penulis: Heri Setiawan

“Sekarang telah menjadi Lautan Api, mari bung rebut kembali..”

Inilah sepenggal lirik dari lagu Bandung Lautan Api yang selalu bisa menggugah jiwa dengan lirik dan peristiwanya. Ya, peristiwa Bandung Lautan Api menjadi salah satu peristiwa bersejarah bagi perjuangan para pahlawan dan pejuang yang berupaya dengan segenap jiwa raga untuk mewujudkan sebuah kemerdekaan Indonesia.

Saat ini 75 tahun sudah peristiwa Bandung Lautan Api berlalu. Peristiwa ini menjadi salah satu pernyataan tegas rakyat Indonesia untuk menolak kembali penjajahan.

Peristiwa bersejarah yang terjadi pada 24 Maret 1946 itu menyisakan cerita tersendiri bagi warga Bandung. Karena itu, dibangun monumen yang dapat dimaknai sebagai bentuk penghargaan kepada para pejuang kemerdekaan Indonesia.

Selain monumen Tugu Bandung Lautan Api yang berdiri kokoh di Lapangan Tegallega, tidak banyak yang tahu bahwa di Kota Bandung terdapat monumen berupa tugu kecil berbentuk prisma atau biasa disebut stilasi.

Untuk mengingat kembali peristiwa bersejarah ini, ada 10 stilasi Bandung Lautan Api yang bisa dikunjungi. Keberadaan stilasi ini tersebar di berbagai titik yang ada di Kota Bandung. Yuk, kita langsung telusuri stilasi Bandung Lautan Api. Let’s goo!!

Stilasi Bandung Lautan Api

1. Tempat pertama kalinya teks proklamasi dibaca oleh rakyat Bandung.

Jl. Sultan Agung, Citarum, Kec. Bandung Wetan, Kota Bandung.

Stilasi 1 berada di kawasan Dago, tepatnya di Jalan Ir H. Juanda – Sultan Agung. Stilasi ini berada di depan gedung bekas kantor berita Jepang, Domei yang sudah ada sejak tahun 1937. Belum banyak yang tahu bahwa di kantor berita inilah pertama kalinya teks proklamasi dibaca oleh rakyat Bandung. Kali ini bangunan tersebut beralih fungsi sebagai Kantor Bank BTPN.

2. Pejuang Bandung Moeljono dan E. Karmas merobek bendera Belanda.

Jalan Braga, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung.

Jalan Braga merupakan letak stilasi 2 yang ada di Kota Bandung. Letaknya tepat berada di persimpangan Jalan Braga dan Jalan Naripan atau berada di depan gedung Bank Jabar yang dahulunya bernama Gedung Denis. Pada Oktober 1945 di gedung ini, pejuang Bandung Moeljono dan E. Karmas merobek bendera Belanda. Peristiwa heroik ini menjadi peristiwa bersejarah yang menggugah semangat juang para pahlawan.

3. Markas resimen 8 yang dibangun pada tahun 1922.

Jl. Asia Afrika No.53, Braga, Kec. Sumur Bandung, Kota Bandung.

Lanjut, dari Jalan Braga menuju Jalan Asia Afrika. Di jalan ini tepatnya di Gedung Asuransi Jiwasraya terdapat stilasi ke-3 yang bisa kamu temukan. Dahulu, gedung ini digunakan sebagai markas resimen 8 yang dibangun pada tahun 1922. Kemudian pada 13 Oktober 1945 para pemimpin Tentara Keamanan Rakyat (TKR) melakukan rapat yang dulu disebut sebagai Gedung NILMIJ.

4. Tempat perumusan serta diambilnya keputusan pembumihangusan Kota Bandung.

Jl. Ciguriang No.36-20, Balonggede, Kec. Regol, Kota Bandung.

Stilasi 4 berada di sebuah rumah yang terletak di Jalan Simpang. Stilasi satu ini sekilas tak terlihat, karena lokasinya berada di dalam sebuah rumah atau pertokoan. Di tempat inilah dilakukan perumusan serta diambilnya keputusan pembumihangusan Kota Bandung. Perintah untuk meninggalkan kota Bandung pun dikomandoi dari rumah ini. Rumah tersebut kini dijadikan tempat tinggal dan masih dalam bentuk aslinya.

5. Jalan Otto Iskandardinata-Jalan Kautamaan Istri

Jl. Kautamaan Istri, Balonggede, Kec. Regol, Kota Bandung

Stilasi kelima terletak di dalam sebuah taman mini dan dinaungi pohon angsana. Lokasinya tepat berdekatan dengan SD Dewi Sartika. Tak banyak catatan sejarah yang membahas mengenai stilasi satu ini. Namun, tempat ini menjadi salah satu saksi peristiwa Bandung Lautan Api.

6. Markas komando Divisi III Siliwangi pimpinan kol. A.H. Nasution.

Jl. Dewi Sartika No.44-18, Balonggede, Kec. Regol, Kota Bandung.

Tak jauh dari stilasi 5 yang berada di Jalan Otto Iskandardinata – Jalan Kautamaan Istri, terdapat stilasi 6 yang letaknya tepat di depan SD Dewi Sartika. Ya, stilasi 6 letaknya berada di Jalan Ciguriang, sebelah pusat perbelanjaan Yogya Karapitan. Stilasi 6 terletak di dalam sebuah rumah yang juga markas komando Divisi III Siliwangi pimpinan kol. A.H. Nasution.

7. Tempat tinggal Indonesia – Belanda.

Jl. Lengkong Tengah No.22, Cikawao, Kec. Lengkong, Kota Bandung.

Untuk mencapai stilasi 7 jaraknya cukup jauh, dari Jalan Dewi Sartika menuju Lengkong sekitar 1,5 kilometer. Letak stilasi 7 tepat berada di persimpangan Jalan Lengkong Tengah dan Jalan Lengkong Dalam, tepatnya belakang kampus Unpas. Pada zaman dahulu, komplek tersebut menjadi tempat tinggal Indonesia-Belanda.

8. Salah satu garis pertahanan pejuang saat terjadi pertempuran Lengkong.

Jl. Jembatan Baru, Balonggede, Kec. Regol, Kota Bandung.

Lanjut stilasi ke-8 yang letaknya berada di Jalan Jembatan Baru, yang merupakan salah satu garis pertahanan pejuang saat terjadi pertempuran Lengkong. Berbeda dari stilasi sebelumnya, stilasi kedelapan berada satu setengah meter dari permukaan tanah. Lokasinya pun berada tepat di bawah pohon beringin dan tugu

9. Markas pemuda pejuang.

Jl. Pungkur, Kec. Regol, Kota Bandung.

Selepas dari Jalan Jembatan Baru, kembali melewati jalan untuk menuju stilasi 9. Stilasi ini berada di SD ASMI, tepatnya di Jalan Asmi. Bangunan utama gedung ini tidak banyak mengalami perubahan. Tempat ini digunakan sebagai markas pemuda pejuang, PESINDO dan BBRI sebelum terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api.

10. Gedung pemancar NIROM yang digunakan untuk menyebarluaskan proklamasi kemerdekaan.

Jl. Moh. Toha No.4-17, Ciateul, Kec. Regol, Kota Bandung.

Stilasi 10 berada di depan sebuah gereja yang terletak di Jalan M.Toha. Gereja yang bernama Gloria ini dahulunya merupakan gedung pemancar NIROM yang digunakan untuk menyebarluaskan proklamsi kemerdekaan ke seluruh Indonesia dan dunia. Di seberang stilasi tepatnya di Taman Tegallega, sebuah tugu kokoh bernama tugu Bandung Lautan Api.

Tentang Penulis

memora.id
memora.id
Please be memorable with us